Tips Menjadi Guru Sukses
Artikel yang berjudul “Tips For New Math Teachers”, ditulis oleh Gisele Glosser. Tulisan ini bersi 15 Tips mengajar bagi guru pemula, yang isinya mungkin sebagian sudah dipraktikkan dalam tugas keseharian kita sebagai guru.
Kelima belas tips mengajar tersebut adalah:
- Berpikir kritis dan usaha yang jujur lebih penting daripada jawaban yang benar.
Cobalah untuk tidak mengerutkan kening ketika siswa memberikan jawaban
yang salah atau keliru. Mengerutkan kening seringkali ditafsirkan
sebagai bahasa isyarat penolakan yang dapat menghambat siswa untuk
berpartisipasi dalam mengekspresikan pemikirannya.
- Tidak ada pengajaran tanpa pengendalian.
Lebih baik Anda bersusah payah pada hari-hari awal masuk sekolah untuk
menemukan cara-cara terbaik dalam mengelola kelas dan mendisiplinkan
siswa, daripada Anda harus melakukan perjuangan berat sepanjang
semester karena Anda tidak berhasil menemukan cara yang paling efektif
dalam pengelolaan kelas.
- Kadang-kadang hal terbaik untuk dilakukan adalah berhenti berbicara.
Jika terjadi kebisingan di kelas, Anda tidak perlu berteriak-teriak
meminta para siswa agar berhenti gaduh. Cobalah Anda berdiri di depan
kelas dengan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, kemudian tataplah
mereka (khususnya siswa yang menjadi sumber keributan) dengan tetap
tanpa menunjukkan ekspresi marah.
- Cobalah lakukan kegiatan yang bervariasi dari waktu ke waktu.
Dalam proses pembelajaran rutinitas dan terstruktur memang hal yang
baik, tapi apabila hal ini terlalu banyak dilakukan dapat menyebabkan
Anda dan kelas Anda jatuh terjerembab ke dalam suatu kebiasaan yang
membosankan.
- Mendorong siswa untuk bepartisipasi aktif.
Berikan kesempatan kepada setiap siswa untuk tampil di depan kelas atau
mempersilahkan mereka untuk bekerja dalam kelompok. Sedapat mungkin
hindari pembelajaran yang berpusat pada guru untuk sepanjang tahun.
- Cobalah untuk bersikap fleksibel.
Misalnya, pada saat berlangsung proses pembelajaran di kelas, Anda
punya aturan ketat terhadap siswa tentang permen karet. Tetapi mungkin
Anda dapat memejamkan mata untuk hal ini ketika siswa sedang
menghadapi ujian.
- Cobalah uraikan secara jelas topik-topik apa yang akan diujikan. Anda tidak hanya cukup dengan mengatakan dan menyuruh siswa “Minggu depan ulangan, silahkan Pelajari Bab 6!”.
Perintah dan penugasan semacam ini akan dirasakan membingungkan,
terutama bagi para siswa yang kurang memiliki keterampilan belajar.
- Meminta dukungan manajemen.
Adalah penting untuk mendapatkan dukungan dari manajemen ketika Anda
berhadapan dengan isu-isu sulit, terkait dengan proses pembelajaran
yang Anda lakukan. Misalnya, meminta dukungan untuk mengadakan
konferensi dengan para orang tua siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar.
- Berikan siswa kesempatan untuk mengikuti ujian.
Jika seorang siswa selalu hadir dalam setiap pertemuan di kelas, namun
karena satu dan lain hal dia tidak bisa hadir pada hari ujian, Anda
seyogyanya dapat memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti ujian
susulan dan jangan membiarkannya lebih dari satu atau dua hari.
- Gunakan teknik “Front Loading”.
Para siswa cenderung lebih termotivasi untuk belajar pada awal masuk
sekolah. Pada awal masuk sekolah, selain diajak meninjau kembali materi
pada semester sebelumnya, secara garis besarnya siswa juga diajak untuk
mengenal topik-topik yang hendak dipelajarinya selama satu semester
ke depan
- Ajarkan para siswa untuk memiliki keterampilan memecahkan masalah.
Ketika siswa Anda memasuki dunia kerja atau terjun ke masyarakat, sudah
pasti dia akan banyak berhadapan dengan berbagai masalah yang harus
dia selesaikan dengan baik. Melalui pembelajaran yang Anda lakukan
diharapkan para siswa akan terbiasa dan terampil dalam memecahkan
aneka masalah yang dihadapinya..
- Berikan penghargaan atas setiap hasil dan usaha belajar mereka. Penghargaan yang Anda berikan akan memberikan motivasi kepada para siswa untuk mengerjakan sesuatu lebih baik lagi
- Lakukanlah yang terbaik dari diri Anda dan bersikap adillah kepada seluruh siswa,
maka Anda akan mendapatkan rasa hormat dari mereka. Krisis kepercayaan
kepada guru seringkali bersumber dari ketidaksanggupan untuk
menampilkan yang terbaik kepada siswanya.
- Motivator terbaik adalah menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata.
Jangan lepaskan pembelajaran dari dunia nyata siswa, belajarkanlah
mereka hal-hal yang berhubungan dan menyentuh langsung kehidupan mereka
Misalkan guru Matematika ketika sedang membelajarkan tentang sistem
metrik, mintalah kepada siswa membawa kertas karton kosong dan
botol-botol dari dapur mereka, untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran.
- Di sekolah-sekolah tertentu, adakalanya siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan (kelas unggulan). Hal ini membuat mereka lebih menonjol dibandingkan peserta lainnya. Di satu sisi, cara ini dapat memberikan kemudahan bagi guru untuk memberikan pelayanan pembelajaran secara homogen, namun di sisi lain juga dapat menimbulkan kecemburuan sosial.
Sumber:
Terjemahan dan adaptasi dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar