Senin, 06 Oktober 2014

7 Ciri-ciri Mereka yang Mempunyai Kecerdasan Emosional yang Tinggi

 7 Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Kecerdasan Emosional yang Tinggi

Akhir-akhir ini, kita semakin sadar bahwa kecerdasan emosional ini sangat penting bagi tiap individu dalam menunjang kesuksesan dan kebahagiaan mereka, baik di tempat kerja, pergaulan hingga kehidupan keluarga. Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan membantu anda dalam bersikap praktis ketika di hadapkan pada suatu permasalahan. Untuk itu, kali ini saya akan sharingkan apa saja ciri-ciri mereka yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi. Harapannya, hal ini akan menjadi referensi kita bersama untuk kehidupan kita yang lebih bermanfaat dan bahagia kedepannya.

1. Fokus pada Hal-hal yang Positif
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar bahwa percuma saja berlarut-larut dengan masalah. Fokus pada masalah tidak akan pernah membawa solusi, sebaliknya bersikap positif dalam menyikapi masalah akan membawa anda pada solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan anda.

2. Mereka yang Berpikiran Positif akan Berkumpul dengan Mereka yang Berpikir Positif Pula
Orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi tidak akan menghabiskan banyak waktu dengan berkumpul bersama mereka yang suka mengeluh dan mengumpat. Mendengarkan keluh kesah dari mereka yang suka berpikir negatif hanya akan membawa menghabiskan energi kita pada hal yang percuma. Sebaliknya, berkumpul dengan orang yang memiliki pikiran positif dan penuh semangat akan membuat kita tertular juga. Dan inilah yang pada akhirnya akan meningkatkan kecerdasan emosional anda juga.

3. Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi selalu Assertive
Assertive adalah sebuah sikap tegas dalam mengemukakan suatu pendapat, tanpa harus melukai perasaan lawan bicaranya. Orang yang assertive sangat tahu betul kapan mereka harus bicara, kapan mereka harus mengemukakan suatu pendapat dan bagaimana cara yang tepat untuk memberikan sebuah solusi tanpa harus menggurui. Dan yang pasti mereka yang memiliki sikap assertive selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bicara.

4. Mereka adalah Visioner yang siap Melupakan Kegagalan di Masa Lalu
Orang-orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan sibuk memikirkan apa yang akan dilakukannya di masa depan dan segera melupakan kegagalan di masa lalu. Baginya kegagalan di masa lalu adalah sebuah pelajaran yang penting diambil untuk mengambil langkah yang lebih mantab di masa yang akan datang.

5. Mereka Tahu Cara Membuat Hidup Lebih Bahagia dan Bermakna
Dimanapun mereka berada, apakah itu di tempat kerja, di rumah ataupun berkumpul dengan teman-teman, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan membawa kebahagiaan bagi sesamanya. Terkadang arti bahagia bagi mereka tidak harus sebuah kekayaan. Bersyukur akan nikmat yang didapat hari ini dan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongannya akan membuat mereka merasa bahagia dan bermakna.

6. Mereka Tahu Bagaimana Mengeluarkan Energi Mereka secara Bijak
Mereka yang dikaruniai kecerdasan emosional tinggi, tahu bagaimana memanfaatkan energi mereka dengan bijak. Mereka tidak akan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang percuma saja. Mereka akan fokus pada tindakan-tindakan yang akan membawa manfaat bagi sesamanya.

7. Terus Belajar dan Berkembang
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar, bahwa apa yang ia ketahui saat ini masih belumlah apa-apa. Baginya, belajar bukanlah 12 tahun wajib belajar dan 4 tahun kuliah. Wajib belajar adalah seumur hidup. Mereka selalu terbuka akan hal-hal baru dan berani mencoba berbagai macam tantangan yang akan membuat mereka berkembang. Kritik dan saran dari orang lain akan dijadikan sebagai referensi baru dalam mengambil langkah dan keputusan di masa yang akan datang

BEBERAPA KARAKTER/TIPE GURU SEBAGAI BAHAN EVALUASI DIRI

BEBERAPA KARAKTER/TIPE GURU SEBAGAI BAHAN EVALUASI DIRI

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Malam.

Jika anda seorang guru atau pendidik, tentunya anda perlu mengevaluasi lebih mendalam termasuk karakter atau tipe apakah anda sebagai seorang guru. Berikut ini penulis sampaikan karakter atau tipe guru tersebut sebagai sarana mengevaluasi diri anda.

Pintar
Guru yang pintar dalam mengajar dan membimbing anak didiknya. Guru seperti ini pintar dalam melakukan tugasnya sebagai seorang guru, juga dapat membuat anak didiknya menjadi cerdas. Guru pintar ini dalam melakukan pembelajaran di kelas benar-benar mengasah aspek-aspek kecerdasan siswanya secara baik.

Sabar
Guru sabar memiliki beberapa pengertian.
Pertama, sabar saat menghadapi anak didiknya.
Kedua, sabar saat menuntaskan materi pembelajaran.
Ketiga, sabar saat menghadapi permasalahan yang terjadi.
Keempat, sabar dalam melakukan aktifitas mengajarnya.
Hanya makna guru sabar sering disalahtafsirkan oleh sebagian guru yang justru harus diluruskan.
Pertama, saat anak didiknya mencontek ia diam saja terhadap prilaku buruk mencontek muridnya.
Kedua, Bila saat mengajar anak didiknya ribut ia membiarkannya saja atau tidak dapat mengendalikan kelasnya.
Ketiga, bila anak didiknya berprilaku tidak sopan ia tidak menegur atau mengingatkannya.

Sadar
Guru yang sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai guru. Guru seperti ini selalu berinisiatif untuk mengembangkan profesionalitasnya sebagai guru. Guru sadar ini diperintah atau tidak diperintah oleh atasannya selalu berusaha mengambil peran untuk kemajuan sekolahnya.

Dasar
Guru yang sudah memiliki dasar sebelumnya menjadi guru. Guru semacam ini memang menyenangi profesinya sebagai guru. Hal ini dibuktikan dengan kecintaannya mengajar, jurusan di Perguruan Tinggi yang dipilihnya dan pengalaman mengajarnya yang sudah dimulai sejak muda.

Benar
Guru yang benar dalam melakukan aktifitas pengajarannya. Ia menyampaikan materi yang benar, tidak asal, dan dapat dipertanggungjawabkan. Ia tidak melakukan ‘mal praktek’ mengajar misalnya tidak melakukan kekerasan fisik saat mengajar, tidak membolos saat jadwal mengajar, dan lain-lain.

Wajar
Guru seperti ini wajar dalam bersikap dan tidak dibuat-buat. Wajar dalam memberikan tugas (PR) kepada anak didiknya dan wajar dalam melakukan aktifitas pengajarannya.

Nyasar
Seseorang yang sejak awal tidak berniat menjadi guru, namun karena sesuatu hal akhirnya ia menjadi guru. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya guru nyasar ada enam.
Pertama, karena tidak ada lagi lowongan pekerjaan yang dapat menampungnya kecuali menjadi guru.
Kedua, karena di Indonesia ada kecenderungan asal mau dan berani saja jadi guru dapat menjadi guru. Ia tidak peduli ijazah, jurusan, atau sekolah yang telah ditempuhnya.
Ketiga, karena banyak sekolah yang begitu mudah atau asal-asalan menampung atau menerima guru. Sekolah-sekolah tersebut tidak mempedulikan pendidikan, kompetensi, keilmuan, ataupun pengalamannya.
Keempat, karena tidak menjamin bahwa seseorang yang memiliki pendidikan sebagai guru dapat bagus dalam mengajar, sehingga ia merasa bahwa tidak berpendidikan sebagai guru juga dapat bagus dalam mengajar.
Kelima, salah jurusan saat mengambil jurusan di perguruan tinggi.
Keenam, jaminan kesejahteraan menjadi guru semakin baik terutama bila menjadi PNS Guru atau mendapatkan sertifikasi.

Kasar
Guru kasar ini memiliki dua pengertian.
Pertama, guru yang kasar dalam berbicara. Guru yang kasar dalam berbicara masih banyak ditemui diberbagai sekolah. Bahkan penulis pun pernah mengalami curhatan dari para siswa saat beraktifitas di sekolah menengah karena ada beberapa guru yang sering mengeluarkan kata kasar seperti nama-nama binatang saat mengajar di dalam kelas ataupun di luar kelas. Jelas hal ini bukanlah perilaku terpuji yang dilakukan para guru.
Kedua, guru yang kasar dalam berperilaku. Mungkin hal ini dilakukan karena ia memiliki badan yang besar dan kekar, berwajah sangar, sehingga hobinya nampar.

Kurang Ajar
Guru kurang ajar ini masih sering ditemui di berbagai sekolah. Kurang ajar disini memiliki pengertian kurang ajar dalam bersikap, misal sikap seorang guru laki-laki kepada anak didiknya yang perempuan berikap tidak senonoh. Guru yang kurang ajar disini diantaranya ada guru yang sampai melakukan kejahatan seksual. Misal memegang kemaluan ataupun alat vital muridnya, ada pula yang sampai melakukan pacaran dengan muridnya, bahkan ada yang sampai berzina dengan muridnya. Na’uzu billah… Ada pula guru yang melakukan penipuan, pencurian, dan perilaku kejahatan lainnya.

Kurang Ngajar
Guru kurang ngajar memiliki dua pengertian.
Pertama, guru tersebut merasa jam mengajar yang dimilikinya masih kurang, sehingga ia masih ingin menambah jam mengajarnya. Hal tersebut bisa jadi karena setiap kelebihan jam mengajar ada ‘bonus tambahan’ yang didapat ataupun memang karena kecintaannya ia dalam mengajar.
Kedua, setelah ia mengajar di satu tempat ia masih merasa belum puas sehingga ia masih mengajar kembali di tempat lainnya. Bentuknya bisa dalam bentuk privat, bimbel, kursus, mengajar kembali di lembaga pendidikan formal, atau yang lainnya. Hal itu bisa jadi karena kemampuan mengajarnya baik sehingga lembaga lain memintanya untuk mengajar juga di tempatnya. Atau karena kebutuhan hidupnya yang belum memadai, yang memaksanya untuk mencari kegiatan mengajar yang lain di luar tempat utamanya mengajar. Ada pula sebagian guru yang hanya sekedar mengaktualisasikan dirinya, ia mengajar di tempat lain di luar tempat mengajarnya yang utama.

Makar
Guru semacam ini memiliki beberapa pengertian.
Pertama, hobinya membicarakan kejelekan orang lain (ghibah).
Kedua, iri atau dengki kepada kelebihan yang dimiliki guru yang lain, apakah terkait kemampuannya mengajar, finansial yang dimilikinya, kekayaan yang dimilikinya, perbedaan status guru yang dimilikinya, golongan atau kepangkatan yang dimilikinya, tunjangan yang telah didapatnya, ataupun sertifikasi yang sudah didapatkannya.
Ketiga, hobinya membicarakan kebijakan atasannya yang dipandang tidak disukainya atau yang tidak sesuai dengan keinginan dirinya.

Lapar
Guru lapar ini bisa dimaknai dua hal.
Pertama, lapar terhadap ilmu dan kompetensi yang harus didapatkannya. Ia selalu bersemangat untuk mencari ilmu bukan karena sekedar meraih sertifikasi atau kenaikan pangkat.Ia melakukannya karena untuk menuntut ilmu yang harus diraihnya. Kedua, lapar dalam arti sesungguhnya. Ia selalu merasa lapar ingin selalu makan terus bila sebelum atau sesudah mengajar. Bagi sebagian guru laki-laki selalu ingin merokok bila ada kesempatan untuk merokok diluar jam mengajarnya.

Bayar
Guru bayar ini adalah guru yang tidak akan mengajar kalau ia tidak dibayar. Ada pula tipe guru
bayar ini ialah guru yang sangat memperhitungkan jam mengajarnya termasuk besarnya KJM
(Kelebihan Jam Mengajar). Jadi jam mengajar dan waktu yang ia berikan harus selalu dihitung
dengan   besarnya   uang.    Tipe  guru  seperti  ini  sering ogah-ogahan bila mendapat kegiatan
tambahan baik kegiatan yang bersifat administratif maupun yang bersifat pengajaran.

Hambar
Guru   seperti   ini   seperti   seorang   yang  sedang memasak, lalu ia tak menaburkan bumbu
penyedap rasa. Tentu terasa ada sesuatu yang kurang. Nah.. guru   seperti  ini  sering  terasa
kering, kurang semangat, dan kurang berisi keilmuan yang diajarkannya. Siswa yang menerima
informasinya    pun   sering   dibuat  bingung   ataupun   tak  semangat,  sehingga  ketika siswa
ditanyakan tentang materi yang baru disampaikannya hasilnya siswa tidak mengerti,

Pasar
Guru pasar ini memiliki beberapa pengertian.
Pertama, guru semacam ini selalu membuat pasar kecil dengan cara berbisnis untuk berjualan kepada guru lainnya, orangtua murid, bahkan kepada anak didiknya. Barang yang dijual bisa bervariasi, ada yang berbentuk buku paket, LKS, kerudung, busana muslim, atau keperluan lainnya. Membuat pasar seperti ini banyak terjadi di berbagai sekolah apakah yang sifatnya legal ataupun ilegal. Pertanyaannya bolehkah melakukan jual beli semacam ini? Tentu tergantung kepada item barang yang dijualnya, legalkah bila dijual di sekolah, ataupun apah mengganggu aktivitas utama kita dalam mengajar atau tidak.
Kedua, guru semacam ini selalu membuat pasar kaget dengan melakukan jual beli informasi atau gosip yang terjadi antar guru.
Termasuk tipe guru yang manakah anda? Semoga anda termasuk guru baik yang memberikan teladan bagi para muridnya, bukan termasuk guru yang berprilaku buruk apalagi berprilaku jahat kepada muridnya.
Sekian semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita semu.