Rabu, 14 Agustus 2013

TAUBAT DAN ISTIGHFAR

Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Thalib, Taubat dan Istighfar 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Janganlah sekali-kali engkau berputus asa dari dosa karena pintu taubat senantiasa terbuka.
 
Meninggalkan dosa lebih mudah daripada bertobat.
Tidak ada pemberi syafaat yang lebih berhasil dari pada taubat.
Pemberi syafaat bagi orang yang berdosa adalah pengakuan akan dosa itu, sedangkan tobatnya adalah memohon ampunan.

Jika engkau melakukan suatu perbuatan dosa, maka segeralah menghapusnya dengan bertaubat.
Banyak orang yang senantiasa berbuat dosa, tetapi dia bertaubat di akhir umurnya.

Aku sungguh heran terhadap orang yang berputus asa (karena dosanya), padahal masih ada kesempatan bertaubat baginya.

"Sungguh mengherankan bagi orang yang binasa (celaka), padahal keselamatan itu ada bersamanya." Imam 'Ali r.a. ditanya, "Apa keselamatannya itu, wahai Amirul Mu'minin?" Beliau menjawab, "Istighfar".

Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w.

Istighfar menggugurkan dosa-dosa seperti gugurnya dedaunan. Kemudian Imam 'Ali r.a. membaca firman آلله Ta'ala; "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun kepada آلله  niscaya dia mendapati آلله Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Q.S. 4:110).

Pernah seseorang di hadapan Imam 'Ali r.a. mengucapkan "Astaghfirulloh" (Aku memohon Ampunan kepada آلله ), maka Imam 'Ali r.a. berkata kepadanya, "Semoga ibumu meratapi kematianmu.

Tahukah kamu, apakah Istighfar itu? Istighfar adalah derajat orang-orang yang tinggi kedudukannya. Ia adalah nama yang berlaku pada enam makna;
Pertama, penyesalan yang telah lalu.
Kedua, bertekad untuk tidak kembali pada perbuatan dosa itu selamanya.
Ketiga, mengembalikan hak orang lain yang telah diambilnya (tanpa hak) sehingga kamu berjumpa dengan آلله dalam keadaan terlepas dari tuntutan seorang pun.
Keempat, hendaklah kamu memperhatikan setiap kewajiban atasmu yang sebelumnya telah kamu sia-siakan sehingga kamu dapat memenuhi kewajiban itu.
Kelima, hendaklah kamu perhatikan daging yang telah tumbuh dari hasil yang haram, lalu kamu kuruskan ia dengan kesedihan sehingga kulit menempel pada tulang, lalu tumbuh di antaranya daging yang baru  (dari hasil yang halal).
Keenam, hendaklah kamu rasakan badanmu dengan sakitnya ketaatan, sebagaimana kamu telah merasakannya dengan manisnya kemaksiatan. Maka, ketika itulah, kamu layak mengucapkan "Astaghfirulloh"
Yaa آلله, tunjukanlah kepadaku kebaikan-kebaikanku dan bimbinglah aku pada jalan yang lurus. Yaa  آلله, perlakukanlah aku dengan ampunan-Mu, dan janganlah Engkau perlakukan aku dengan keadilan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar